Minggu, 14 Oktober 2012

Sistem Persediaan

Siklus operasi sebuah perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan jasa. Siklus operasi perusahaan dagang umumnya lebih panjang dibandingkan perusahaan jasa. Pembelian persediaan barang dagang dan penjualan akhir memperpanjang siklus yang ada. Akun aset yang ditambahkan pada perusahaan dagang adalah akun persediaan. Umumnya akun ini diberi nama Persediaan Barang Dagangan. Persediaan barang dagang dilaporkan sebagai aset lancar pada neraca.
Sebuah perusahaan dagang mencatat perubahan dalam persediaannya untuk menentukan apa yang tersedia untuk dijual dan apa yang telah dijual.
Sistem Perpetual
Dalam sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system), rincian catatan mengenai setiap pembelian dan penjualan persediaan disimpan.  Sistem ini secara terus-menerus (secara perpetual) menunjukkan persediaan yang harus dimiliki untuk setiap jenis barang. Sebagai contoh, sebuah agen pengiriman, Ford, memiliki catatan persediaan yang terpisah untuk setiap kendaraan, truk, dan van yang dimilikinya. Dengan menggunakan bar codes (kode batang) dan pemindai optik (optical scanners), sebuah toko grosir dapat mencatat setiap kotak sereal dan toples jelly yang dibeli dan dijual setiap harinya. Berdasarkan sistem persediaan perpetual, harga pokok penjualan ditentukan setiap kali terjadi penjualan.
Sistem Periodik
Dalam sistem persediaan periodik (periodic inventory system), rincian catatan persediaan barang yang dimiliki tidak disesuaikan secara terus-menerus dalam suatu periode. Harga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi (secara periodik). Pada saat itu, dilakukan perhitungan persediaan secara fisik untuk menentukan harga pokok barang yang tersedia (Persediaan Barang Dagang). Untuk menentukan harga pokok penjualan dalam sistem persediaan periodik, kita harus (1) menentukan harga pokok barang yang tersedia (cost of goods on hand) pada awal periode akuntansi, (2) menambahkan pada harga pokok barang yang dibeli (cost of goods purchased), dan (3) mengurangkannya dengan harga pokok barang yang tersedia pada akhir periode akuntansi.
Pertimbangan Tambahan
Sistem perpetual secara tradisional digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dengan nilai per unit yang tinggi. Contohnya adalah kendaraan, furnitur, dan perlengkapan rumah tangga yang utama. Semakin luasnya penggunaan komputer dan pemindai elektronik (electronic scanners) dewasa ini memungkinkan semakin banyak perusahaan menggunakan sistem persediaan perpetual. Dinamakan sistem persediaan perpetual karena catatan akuntansi secara terus-menerus (perpetual) menunjukkan jumlah dan harga pokok penjualan yang dimiliki setiap saat.
Sistem persediaan perpetual memberikan pengendalian persediaan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem persediaan periodik. Catatan persediaan menunjukkan jumlah yang seharusnya dimiliki perusahaan. Dengan demikian barang dapat dihitung setiap saat untuk melihat apakah jumlah barang yang benar-benar dimiliki sesuai dengan catatan persediaan. Bila terjadi kekurangan, maka dapat segera dapat diselidiki. Sistem persediaan perpetual memerlukan pekerjaan administrasi dan biaya tambahan untuk menangani catatan tambahan yang ada. Namun, sistem yang terkomputerisasi dapat mengurangi biaya ini.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Tugas Ohhh Tugas : Ayat Jurnal Pembalik

Ayat Jurnal Pembalik
Ayat jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang berfungsi melakukan pembalikan terhadap ayat jurnal penyesuaian sebelum mencatat transaksi reguler pada periode berikutnya. Biasanya, ayat jurnal pembalik dilakukan pada saat laporan keuangan telah selesai disusun dan buku telah ditutup. Ayat jurnal pembalik dibuat pada awal periode akuntansi berikutnya dan merupakan kebalikan dari ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada periode sebelumnya. Pencatatan ayat jurnal pembalik merupakan langkah opsional dalm siklus akuntansi.
Fungsi dari ayat jurnal pembalik adalah untuk menyederhanakan pencatatan transaksi berikutnya yang terkait dengan ayat jurnal penyesuaian. Contohnya, pembayaran gaji setelah penyesuaian ayat jurnal penyesuaian menghasilkan dua debit: satu ke Utang Gaji dan lainnya ke Beban Gaji. Dengan ayat jurnal pembalik, seluruh pembayaran berikutnya dapat didebit ke Beban Gaji. Penggunaan ayat jurnal pembalik tidak mengubah jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan. Pengaruhnya adalah menyederhanakan transaksi berikutnya.

Ilustrasi Ayat Jurnal Pembalik       

Ayat jurnal pembalik yang sering digunakan adalah membalik dua jenis ayat jurnal : pendapatan yang masih harus diterima dan beban yang masih harus dibayar. Jarang sekali dibuat untuk beban dibayar dimuka dan pendapatan diterima dimuka.

Senin, 01 Oktober 2012

Akuntansi : Proses Tutup Buku

Alhamdulillah, hari ini aku bisa lihat punggung Si Kakak. Ga muluk2 sih, cuma lihat punggungnya ajah,a aku udah seneng.

Edisi kali ini, saya ingin mengulas Proses Tutup Buku dalam Akuntansi. Gimana caranya ? Yuk, kita simak penjelasannya...

Pada akhir periode akuntansi, akun-akun dibuat untuk periode berikutnya. Proses ini disebut sebagai tutup buku (closing the books). Dalam tutup buku, aku harus dibedakan menjadi akun sementara dan akun permanen. Akun sementara (temporary account) atau akun nominal (nominal account) berkaitan dengan periode akuntansi yang sedang berjalan saja. Akun ini meliputi semua akun laporan laba rugi dan penarikan oleh pemilik. Semua akun sementara mengalami penutupan. Sebaliknya, akun permanen (permanent account) atau akun riil (real account) berkaitan dengan salah satu atau lebih periode akuntansi di masa mendatang. Akun ini meliputi semua akun neraca, termasuk modal pemilik. Akun riil tidak mengalami penutupan. Melainkan saldonya akan berlanjut ke periode berikutnya.

Menyusun Jurnal Penutup
Pada akhir periode akuntansi, saldo akun sementara ditransfer ke akun riil ekuitas pemilik, modal pemilik, dengan membuat ayat jurnal penutup (untuk perusahaan persekutuan/partnership dan perusahaan terbatas/corporation). Jurnal penutup atau closing entries secara formal mengakui transfer dari laba (rugi) bersih dan penarikan oleh pemilik ke modal pemilik dalam suatu buku besar. Hasil dari jurnal tersebut ditunjukkan dalam laporan ekuitas pemilik. Jurnal-jurnal tersebut juga menghasilkan saldo nol dalam setiap akun sementara. Akun-akun tersebut kemudian siap untuk mengakumulasi data dalam periode akuntansi berikutnya yang terpisah dari data periode sebelumnya. Akun permanen tidak ditutup.

Penjurnalan dan pembukuan ayat jurnal penutup merupakan tahap yang diperlukan dalam siklus akuntansi. Tahap ini dilakukan setelah laporan keuangan selesai disusun. Dibandingkan dengan tahap dalam siklus yang telah Anda pelajari, ayat jurnal penutup umumnya dijurnal dan diposting ke buku besar hanya pada akhir periode akuntansi tahunan perusahaan. Hal ini dilakukan untuk membantu penyusunan laporan kuangan tahunan karena semua akun sementara berisi data untuk keseluruhan satu tahun.

Dalam membuat jurnal penutup, masing-masing akun laporan laba rugi akan ditutup secara langsung ke modal pemilik. Bagaimanapun juga, hal tersebut akan menghasilkan rincian yang berlebihan dalam akun riil modal pemilik. Dengan demikian, akun pendapatan dan beban ditutup ke akun sementara lainnya, yaitu akun Ikhtisar Laba Rugi. Transfer dari akun ini ke akun modal pemilik hanya meliputi laba (rugi) bersih.

Ayat jurnal penutup dicatat dalam jurnal umum. Keterangan dari Ayat Jurnal Penutup yang disisipkan dalam jurnal antara ayat jurnal penyesuaian terakhir dengan ayat jurnal penutup pertama, mengidentifikasi jurnal tersebut. Kemudian, ayat jurnal penutup diposting ke akun buku besar.

Ayat jurnal penutup dibuat langsung dari saldo yang sudah disesuaiakan dalam buku besar, dari kolom laporan laba rugi dan saldo neraca lajur atau dari laporan laba rugi dan ekuitas pemilik. Ayat jurnal penutup yang terpisah dapat dibuat untuk masing-masing akun nominal, tetapi empat jurnal berikut ini membuahkan hasil yang efisien:
  1. Debit masing-masing akun pendapatan sebesar saldonya, dan kredit akun Ikhtisar Laba Rugi untuk total pendapatan.
  2. Debit akun Ikhtisar Laba Rugi untuk total beban, dan kredit masing-masing akun beban sebesar saldonya.
  3. Debit akun Ikhtisar Laba Rugi dan kredit Modal Pemilik sejumlah laba bersih.
  4. Debit Modal Pemilik sebesar saldo akun Penarikan oleh Pemilik, dan kredit Penarikan oleh Pemilik dengan jumlah yang sama.